Apa yang Terjadi di Bekasi?
Fenomena banjir di kota Bekasi, Jawa Barat menjadi sorotan hangat akhir-akhir ini. Banjir yang terjadi sejak tanggal 4 Maret 2025 kemarin setidaknya telah merendam 20 titik di 7 kecamatan yang mencakup ribuan rumah warga, pusat perbelanjaan, sekolah, hingga rumah sakit di wilayah tersebut. Ketinggian air yang mencapai 3 meter membuat lebih dari 40.000 warga terpaksa mengungsi dan membuat aktivitas pengguna jalan terhambat. Besarnya dampak dan kerugian yang dirasakan akibat banjir tadi membuat masyarakat bertanya-tanya, sebenarnya apa penyebab dari ‘siklus 5 tahunan’ yang melanda kota Bekasi ini?
Sejumlah Faktor yang Disinyalir Menjadi Penyebab Terjadinya Banjir Bekasi
Faktor pertama dikarenakan hujan deras dengan intensitas yang tinggi sejak Senin malam, 3 Maret 2025 di wilayah hulu Kali Bekasi dan Bekasi selama beberapa hari yang mengakibatkan peningkatan debit air dan meluap di beberapa wilayah. Curah hujan yang tinggi dan limpahan pasokan air dari hulu khususnya daerah Bogor menyebabkan banjir di Bekasi menjadi sulit dihindari.
Meski demikian, banyak pihak menyebutkan bahwa faktor alam bukan satu-satunya penyebab banjir. Seperti halnya infrastruktur yang masih kurang baik untuk memitigasi banjir. Sistem drainase dinilai kurang memadai dalam mengatasi volume air yang besar dalam waktu singkat di wilayah tersebut. Selain itu, kurangnya ruang terbuka hijau membuat kurangnya area resapan air. Seperti yang dikutip dari Narasi, maraknya alih fungsi lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi khususnya bagian hilir dan tengah memperparah keluasan dan ketinggian banjir. Sungai Cikeas yang dulu dipenuhi hutan dan rerumputan kini justru berubah menjadi area non-vegetatif seperti permukiman. Beberapa ruang terbuka hijau lainnya juga berubah menjadi kawasan industri hingga lapangan golf. Akibatnya air yang seharusnya diserap oleh tanah justru mengalir langsung ke sungai dalam jumlah besar.
Di sisi lain, gaya hidup masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan juga berkontribusi dalam memperburuk keadaan. Misalnya masih banyak warga di sekitar sungai maupun dari perumahan dekat sungai yang membuang sampah di sepanjang bantaran sungai. Tidak heran menurut Waste4Change pada 2019, Bekasi berpotensi mengalami kebocoran sampah ke sungai hingga 775 ton per hari nya.
Langkah yang Dapat Kita Lakukan
Tidak dapat dipungkiri, faktor alam bukan satu-satunya penyebab banjir di Bekasi. Terdapat berbagai faktor lain seperti kurangnya infrastruktur yang berfungsi dengan baik dalam memitigasi banjir, alih fungsi lahan, hingga perilaku masyarakat berkontribusi dalam memperburuk keadaan dan memperbesar kerugian akibat banjir Bekasi. Untuk itu diperlukan sinergi antara pihak pemerintah, swasta, hingga masyarakat untuk bersama-sama mempertimbangkan kelestarian lingkungan dalam setiap keputusan yang diambil.
Diperlukan pendekatan berbasis lingkungan yang berkelanjutan seperti dengan mengevaluasi dan memperbaiki sistem drainase guna memitigasi curah hujan serupa di masa mendatang yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah setempat dan terkoordinasi dengan pemerintah pusat. Selain itu, perlu adanya regulasi ketat dalam alih fungsi lahan agar ruang terbuka hijau yang tersedia mampu menyerap dan menahan air hujan dengan optimal. Lalu masalah sampah yang hadir baik sebelum maupun pasca banjir Bekasi juga harus segera ditangani. Misalnya dengan mengedukasi masyarakat untuk membuang dan memilah sampah pada tempatnya, meningkatkan pengelolaan dan recycle limbah rumah tangga dan industri agar tidak mencemari aliran sungai serta mendorong penggunaan teknologi hijau seperti biopori dan sumur resapan di rumah-rumah warga jika diperlukan.
Banjir Bekasi bukan hanya bencana alam yang membawa kerugian besar, namun seharusnya juga menjadi alarm khususnya bagi pemerintah dan penduduk setempat serta menjadi pembelajaran bagi kita untuk terus melakukan evaluasi berkelanjutan akan infrastruktur yang memadai dan perilaku yang mempertimbangkan kelestarian lingkungan guna meminimalisir risiko bencana alam yang mungkin terjadi dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan di sekitar kita untuk kehidupan yang layak generasi kini dan nanti.
Penulis:
Febinda Queenta Aurelia, mahasiswi manajemen FEB UGM angkatan 2022.
Referensi:
Katadata.co.id. 2025. Kronologi Banjir Bekasi, Bendungan Meluap hingga Pompa Air Tidak Beroperasi. Diakses pada 11 Maret 2025, dari https://katadata.co.id/berita/nasional/67c7b26d97db9/kronologi-banjir-bekasi-bendung-meluap-hingga-pompa-air-tidak-beroperasi
Tempo. 2025. Kronologi Banjir di Jatiasih Bekasi Versi Warga Sekitar. Diakses pada 11 Maret 2025, dari https://www.tempo.co/hukum/kronologi-banjir-di-jatiasih-bekasi-versi-warga-sekitar-1215319
Tirto.id. 2025. 5 Penyebab Banjir Bekasi dan Titik Lokasi Terparah. Diakses pada 11 Maret 2025, dari https://tirto.id/5-penyebab-banjir-bekasi-dan-titik-lokasi-terparah-g83q