Permasalahan lingkungan saat ini semakin memprihatinkan. Salah satu persoalan lingkungan yaitu terkait dengan fast fashion waste. Persoalan ini terjadi karena munculnya gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif membeli pakaian secara masif. Tak heran, trend fashion ini mendorong masyarakat khususnya di kalangan anak muda untuk berbelanja berbagai jenis pakaian sekaligus dalam satu waktu supaya bisa tampil fashionable dengan mode pakaian yang saat ini terbilang sedang hit. Padahal, hal ini justru menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan akibat perilaku konsumsi pakaian berlebih yang berakhir menjadi tumpukan pakaian di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Ternyata, fenomena fast fashion waste turut menjadi penyumbang limbah yang cukup besar, lho! Dikutip dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, limbah kain menyumbang 2,8% dari akumulasi jenis sampah. Sementara itu, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2021 memaparkan bahwa Indonesia menyumbang sebesar 2,3 juta ton limbah pakaian atau setara 12% dari limbah rumah tangga. Namun, dari akumulasi limbah pakaian ini, hanya 0,3 juta ton limbah tersebut dapat didaur ulang.
Selain itu, sebanyak 66% masyarakat dewasa di Indonesia membuang setidaknya satu pakaian dan sekitar 25% lainnya membuang lebih dari 10 pakaiannya dalam setahun. Ditambah, sebanyak 41% millenial Indonesia menjadi konsumen produk fast fashion terbesar (YouGov, 2023). Menurut data Komunitas Zero Waste Indonesia pada tahun 2018, menyatakan bahwa limbah tekstil di laut Indonesia jumlahnya lebih banyak dari sampah plastik yaitu sebesar 80% dari total sampah yang dikumpulkan. Waduh, ternyata fast fashion waste mampu menyaingi jumlah sampah plastik!
Melihat kondisi ini, diperlukan adanya upaya untuk mengatasi fenomena fast fashion waste. Yap, hal tersebut dapat diatasi dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Bagaimana sih penerapannya? Ekonomi sirkular menjadi suatu pendekatan sistem ekonomi yang dapat dijadikan solusi alternatif dan memberikan berbagai peluang bagi industri tekstil untuk menghadirkan inovasi bisnis yang ramah lingkungan. Langkah mengimplementasikan prinsip Ekonomi Sirkular dalam industri tekstil yaitu meminimalisir emisi dan energi yang dikeluarkan dengan mempersingkat siklus produksi-konsumsi, membuka fitur donasi untuk pakaian yang masih layak digunakan, serta melakukan upcycle (mendaur ulang) pakaian tidak layak pakai maupun sisa kain yang sudah tidak digunakan dengan mengubah atau menambahkan nilai guna sehingga menghasilkan produk yang bernilai ekonomi.
Tidak sebatas itu saja! Untuk mewujudkan prinsip ekonomi sirkular dalam industri tekstil, dibutuhkan kolaborasi yang suportif antara perusahaan, masyarakat, universitas, maupun pemangku kepentingan lainnya yang berkaitan dengan rantai nilai industri tekstil di Indonesia juga, lho! Beberapa pihak tersebut harus memiliki nilai dan komitmen yang sama yang berfokus dalam rangka menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Nah, itu beberapa penjelasan terkait peranan ekonomi sirkular dalam industri tekstil. Yuk, bijak dalam mengonsumsi sesuai dengan kebutuhan!
Penulis:
Hafizha Alya Nafauziyya
Referensi:
GoodStats. (2023, September 6). Sampah Pakaian Makin Banyak, Saatnya Sudahi Konsumsi Fast Fashion. GoodStats. https://goodstats.id/article/sampah-pakaian-makin-banyak-saatnya-sudahi-konsumsi-fast-fashion-Bx10s
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2023). SIPSN - Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional. Sipsn.menlhk.go.id. https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/
Hanna Farah Vania. (2023, July 26). Ekonomi Sirkular Bisa Jadi Solusi Limbah Tekstil di Indonesia. Katadata.co.id; Katadata.co.id. https://katadata.co.id/ekonomi-hijau/ekonomi-sirkular/64c06f65933f0/ekonomi-sirkular-bisa-jadi-solusi-limbah-tekstil-di-indonesia
Kusumawardani, D. (2023, October 18). Alfira Oktaviani, Giatkan Sustainable Fashion Lewat Semilir Ecoprint Halaman 1 - Kompasiana.com. KOMPASIANA; Kompasiana.com. https://www.kompasiana.com/dee_arif/652fdbe1edff761a96656932/alfira-oktaviani-giatkan-sustainable-fashion-lewat-semilir-ecoprint
Afifah, R. (2024, May 20). Gawat! Limbah Fashion Semakin Meningkat, Apa Yang Bisa Kita Lakukan? Kumparan.com. https://kumparan.com/raissa-afifah/gawat-limbah-fashion-semakin-meningkat-apa-yang-bisa-kita-lakukan-22m5jkiCmKs/2