Panggung Sampah Indonesia: Ketidakmampuan Pemerintah vs Sinergi Masyarakat dalam Melawan Tumpukan Sampah

14 May 2024

-

ekonomisirkular.id

Panggung Sampah Indonesia: Ketidakmampuan Pemerintah vs Sinergi Masyarakat dalam Melawan Tumpukan Sampah

Indonesia menghadapi tantangan yang semakin besar dalam pengelolaan sampah di tengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi yang pesat. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan 37,37 juta ton timbulan sampah sepanjang tahun 2022. Angka tersebut meningkat dibanding tahun 2021, sekaligus menjadi volume sampah terbanyak yang tercatat sejak 2019. Tren kenaikan timbunan sampah ini perlu menjadi perhatian bersama, mengingat persentase sampah terkelola justru menunjukkan penurunan pada tahun 2022 (hanya 63,74% sampah berhasil terkelola) dengan tingkat recycling rate hanya berkisar 11,87%. Sementara itu, berdasarkan data Sustainable Waste Indonesia (SWI), pada 2017, 68 persen sampah berakhir menumpuk di tempat pembuangan akhir (Bahraini, 2020). Sayangnya, banyak TPA di Indonesia yang menghadapi permasalahan kelebihan muatan dan keterbatasan dalam pengelolaan sampah. Permasalahan lingkungan yang tidak berujung ini tentunya membawa berbagai dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, kegiatan perekonomian, dan lingkungan.


Kinerja Pengelolaan Sampah Daerah

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gambar 1), Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi dengan timbulan sampah terbesar. Pada tahun 2022, dengan menghasilkan sekitar 5,90 juta ton sampah (15,77% dari total timbulan sampah nasional). Diikuti oleh Jawa Timur dengan 5,46 juta ton dan Jawa Barat dengan 4,89 juta ton. Namun, perlu dicatat bahwa tingkat sampah terkelola dari ketiga provinsi tersebut hanya mencakup setengah dari keseluruhan timbulan sampah yang dihasilkan. Di sisi lain, Provinsi DKI Jakarta menunjukkan hasil yang impresif dengan persentase sampah terkelola mencapai 99,78% dan recycle rate 18,22%, tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya. Perbedaan signifikan dalam capaian pengelolaan sampah di masing-masing daerah menunjukkan ketidakmerataan inisiatif pemerintah daerah dalam menanggulangi permasalahan sampah. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dan upaya bersama untuk menangani permasalahan sampah ini. 


Gambar 1. Capaian Penanganan Sampah per Provinsi Tahun 2022

Sumber: Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/)


Permasalahan Tempat Pembuangan Akhir yang Tak Kunjung Usai

Dalam rentang waktu 2023 sampai dengan 2024, terdapat tiga berita mengenai TPA dengan kapasitas berlebih (overcapacity) yang paling menarik perhatian publik, yaitu TPA Sarimukti, TPA Cipayung, dan TPA Piyungan. Ironisnya, ketiga tempat pembuangan akhir tersebut menyokong kota-kota besar di pulau Jawa, yaitu Bandung, Depok, dan Yogyakarta. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah daerah bahkan sempat melakukan penutupan sementara dengan tujuan melakukan pembenahan pada ketiga TPA tersebut. Puncaknya, TPA Piyungan ditutup secara permanen pada April 2024, dengan pemberlakukan sistem desentralisasi dalam pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta.  


Pemda sebagai otoritas utama dalam permasalahan tersebut dinilai kurang responsif terhadap permasalahan sampah yang terjadi. Bahkan, beberapa TPA sudah diperkirakan akan mencapai kapasitas maksimalnya jauh sebelum masalah tersebut mencuat ke permukaan. Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II 2022 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terdapat dua permasalahan utama yang menjadi akar dari meningkatnya jumlah sampah di beberapa wilayah, yaitu (1) rendahnya penyediaan fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) atau Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) oleh pemda; dan (2) belum optimalnya pelaksanaan pemilahan sampah dan penyediaan sarana pewadahan dan pemilahan oleh pemda (Badan Pemeriksa Keuangan, 2023).Permasalahan ini menimbulkan banyak pertanyaan terkait kinerja Pemda dalam menangani masalah sampah. Sejauh ini, terdapat banyak permasalahan yang seharusnya dapat dijadikan studi kasus bagi Pemda setempat untuk merencanakan strategi pengelolaan sampah jangka panjang. Langkah-langkah seperti perluasan fasilitas atau relokasi dianggap sebagai solusi jangka pendek yang tidak akan menyelesaikan akar permasalahan. 


Upaya Masyarakat dalam Memerangi Sampah

Peningkatan timbunan sampah ini tidak lepas dari peran sampah rumah tangga sebagai penyumbang terbesar. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sumber sampah terbesar pada tahun 2022 berasal dari sampah rumah tangga, yaitu 38,34% dari total timbulan sampah Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi masyarakat dalam memerangi sampah merupakan suatu hal yang cukup krusial. 


Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Populix dalam laporannya yang bertajuk “Empowering Circular Economy & Engaging Stakeholders for Effective Waste Management”, dari 1.018 responden terbukti 73% diantaranya memiliki kesadaran untuk melakukan pengelolaan sampah, dengan 80% lainnya berupaya untuk mendorong orang terdekatnya untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah sederhana. Perilaku-perilaku tersebut antara lain membawa tas belanja sendiri (80%), membawa botol minum sendiri (75%), membawa tempat makan pribadi (53%), mendaur ulang sampah plastik (45%), memakai sedotan yang dapat digunakan berulang kali (42%), menggunakan tas berbahan dasar kertas (36%), serta mengembalikan kemasan ke toko tertentu (18%). Peran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah ini juga dipertegas dengan pernyataan Direktur Pengurangan Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Vinda Damayanti. Ia mengungkapkan bahwa kepedulian masyarakat dalam beberapa waktu terakhir semakin terlihat, dengan keterlibatan paling dasar adalah melalui edukasi memilah sampah mandiri ataupun gerakan ekonomi sirkular (Katingka, 2023). 


Meskipun beberapa daerah telah menunjukkan kemajuan yang signifikan, banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah berkelanjutan. Komitmen pemerintah daerah untuk mengatasi akar permasalahan pengelolaan sampah juga menjadi pondasi dalam menyelesaikan permasalahan menahun ini. Selain itu, perlu diakui bahwa kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan elemen krusial dalam perubahan menuju pola hidup yang lebih berkelanjutan. Dengan kerjasama yang solid dan kesadaran yang terus meningkat, tantangan pengelolaan sampah di Indonesia dapat teratasi untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. 



Penulis : Fasya Pavita Rayhan



Referensi

Badan Pemeriksa Keuangan. (2023, October 17). Ini Rekomendasi BPK untuk Atasi Persoalan Sampah di Daerah – WARTA DIGITAL. Warta Pemeriksa. Retrieved April 27, 2024, from https://wartapemeriksa.bpk.go.id/?p=44631


Bahraini, A. (2020, August 30). TPA Penuh di Indonesia: Kabar Terkini - Artikel dan berita pengelolaan sampah dari Waste4Change. Waste4Change. Retrieved April 27, 2024, from https://waste4change.com/blog/kondisi-tpa-penuh-indonesia/


Katingka, N. (2023, July 12). Jaga Partisipasi Masyarakat Tangani Sampah. Kompas.id. Retrieved April 30, 2024, from https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/07/11/perlu-peran-pemerintah-agar-euforia-penanganan-sampah-tidak-sesaat


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (n.d.). Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional: SIPSN. Retrieved April 30, 2024, from https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/


Populix. (n.d.). Empowering Circular Economy & Engaging Stakeholders for Effective Waste Management. populix.co. Retrieved April 30, 2024, from https://info.populix.co/product/consumer-trend-report/download?report=2023-06-waste-management


Another news

Krisis Lingkungan di Balik Banjir Bandang Sumatera Barat

related news

Menguatkan Industri Kendaraan Listrik Indonesia melalui Ekonomi Sirkular

related news

Pak Sariban Sang Penggalak Kebersihan Kota Bandung

related news

Panggung Sampah Indonesia: Ketidakmampuan Pemerintah vs Sinergi Masyarakat dalam Melawan Tumpukan Sampah

related news

Ubah Mindset Menjadi Pengolah Sampah Versi Ekonomi Sirkular

related news

Ekonomi Sirkular Dalam Membangun Industri Fashion yang Berkelanjutan

related news

Research

Penerapan Ekonomi Sirkular Dapat Membantu Usaha Bertahan Lebih Lama

related research

Manfaat pengelolaan sampah berbasis Ekonomi Sirkular: Studi kasus di Desa Sukunan, Yogyakarta

related research

Ideas

Membangun Masyarakat Sadar Sampah: Menantang Krisis Sampah di Indonesia dari Akar Permasalahannya

related ideas

Greedy Economy vs Circular Economy: Benarkah Keuntungan Merupakan Satu-satunya Indikator Kesuksesan dari Suatu Bisnis?

related ideas

Desain Produk Menjadi Kunci Ekonomi Sirkular

related ideas

Mengenal Konsep Ekonomi Sirkular

related ideas

Buah-buahan terbuang? Apa yang harus kita lakukan?

related ideas

CONTACT

+6281224212953

rizkalaliamdyharits@gmail.com

logo green

© 2024 ekonomisirkular.id