Ekonomi Sirkular dalam Pengelolaan Sampah
Persoalan sampah tidak hanya semata-semata mengubah pandangan masyarakat terkait cara pengelolaannya, tetapi juga memperhatikan sistem pengelolaan sampah tersebut. Pendiri Ekonomisirkular.id, Luluk Lusiantoro, S.E. M.Sc., Ph.D., menyatakan bahwa produk sebuah bisnis tidak hanya menjadi tanggung jawab konsumen, tetapi juga menjadi tanggung jawab perusahaan sebagai produsen. Ekonomi sirkular menjadi konsep yang dapat diterapkan dalam pengelolaan sampah dengan pemrosesan sampah hasil konsumsi diproduksi menjadi barang yang memiliki nilai kembali. Ekonomi sirkular dapat dimulai dari tingkat rumah tangga hingga level perusahaan dengan menerapkan 3R (reduce, reuse, recycle).
Insentif Pemilahan Sampah
Pada tingkat rumah tangga, hal yang bisa dilakukan adalah pemilahan sampah sebelum mengumpulkan sampah kepada pengelola sampah. Untuk memastikan pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik di lingkungan rumah tangga, insentif menjadi salah satu pendorong atau bentuk apresiasi yang dapat diberikan kepada rumah tangga. Insentif dapat berbentuk pembagian hasil atas sampah rumah tangga yang memiliki nilai jual dan dijadikan sebagai potongan terhadap iuran sampah. Merugilah rumah tangga yang tidak melakukan pemilahan sampah karena tidak dapat potongan dan iuran sampah jadi lebih mahal.
Produksi dan Konsumsi Secukupnya!
Pada tahun 2024, Indonesia menghasilkan sampah pada angka 19,56 juta ton yang berasal dari 96 kabupaten/kota. Jumlah tersebut bahkan belum menggambarkan jumlah sampah secara nasional (Databoks, 2024). Jumlah sampah sebanyak itu tidak bisa dikurangi hanya melalui pemilahan atau pendaur ulangan sampah, namun memerlukan aspek lainnya, yaitu cara pandang masyarakat terhadap aktivitas produksi maupun konsumsi yang menghasilkan sampah. Hal ini ditekankan oleh pendiri Ekonomisirkular.id bahwa konsumen harus memiliki kesadaran dalam kegiatan konsumsi yang secukupnya atau mindful consumption. Perilaku mindful consumption akan mempengaruhi perekonomian lebih luas karena masyarakat lebih mempertimbangkan beberapa faktor sebelum membeli sesuatu yang berujung hanya menambah lebih banyak jumlah sampah. Alih-alih memproduksi barang secara terus menerus, produsen berubah dengan menyediakan persewaan barang.
Sinergi Peran dalam Mengelola Sampah
Peran di dalam mengelola manajemen sampah perlu sinergi dari sisi masyarakat, pebisnis, hingga pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Pemerintah sebagai tingkat tertinggi dalam membuat aturan maupun kebijakan harus tepat dalam menentukan edukasi terkait manajemen sampah dan ekonomi sirkular kepada masyarakat dan juga pebisnis agar efek positif yang dirasakan juga berpengaruh bagi kehidupan lingkungan dan bermasyarakat serta berbisnis dengan etika lingkungan.
Penulis : Amanda Chiquitita Arassy
Referensi:
K. (2024, March 21). Perlunya Mengubah Mindset Pengelolaan Sampah ke Ekonomi Sirkular. FEB UGM. https://feb.ugm.ac.id/id/berita/4473-perlunya-mengubah-mindset-pengelolaan-sampah-ke-ekonomi-sirkular
Ahdiat, A. (2024, March 26). 41% Sampah Indonesia Berupa Sisa Makanan. Katadata. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/03/26/41-sampah-indonesia-berupa-sisa-makanan